Tampilkan postingan dengan label Metode Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Metode Pembelajaran. Tampilkan semua postingan
TOP

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)

Sampai saat ini, pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh kelas yang berfokus pada guru sebagai utama pengetahuan, sehingga ceramah akan menjadi pilihan utama dalam menentukan strategi belajar. Sehingga sering mengabaikan pengetahuan awal siswa.Untuk itu diperlukan suatau pendekatan belajar yang memberdayakan siswa. Salah satu pendekatan yang memberdayakan siswa dalah pendekatan kontekstual (CTL).

CTL dikembangkan oleh The Washington State Concortium for Contextual Teaching and Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah dan lembaga-lembaga  yang bergerak dalam dunai pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatannya adalah melatih dan memberi kesempatan kepada guru-guru dari enam propinsi di Indonesia untuk belajar pendekatan kontekstual di Amerika Serikat, melalui Direktorat SLTP Depdiknas

Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menhadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk meggapinya.

Tugas guru dalam pembelajaran kontekstual adalah membantu siswa dalam mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih berurusan dengan trategi daripada memberi informasi. Guru hanya megelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan suatu yang baru bagi siswa. Proses belajar mengajar lebih diwarnai Student centered daripada teacher centered. Menurut Depdiknas guru harus melaksanakan beberapa hal sebagai berikut: 1) Mengkaji konsep atau teori yang akan dipelajari oleh siswa . 2) Memahami latar belakang dan pengalaman hidup siswa melalui proses pengkajian secara seksama. 3) Mempelajari lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa yang selanjutnya memilih dan mengkaiykan dengan konsep atau teori yang akan dibahas dalam pembelajaran kontekstual. 4) Merancang pengajaran dengan mengkaitkan konsep atau teori yang dipelajari dengan mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki siswa dan lingkungan hidup mereka. 5) Melaksanakan penilaian terhadap pemahaman siswa, dimana hasilnya nanti dijadikan bahan refeksi terhadap rencana pemebelajaran dan pelaksanaannya.

Dalam pengajaran kontekstual memungkinkan terjadinya lima bentuk belajar yang penting, yaitu mengaitkan (relating), mengalami (experiencing), menerapkan (applying), bekerjasama (cooperating) dan mentransfer (transferring).

   1. Mengaitkan adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.
   2. Mengalami merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.
   3. Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.
   4. Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.
   5. Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengelaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan.

Menurut Blanchard, ciri-ciri kontekstual: 1) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 2) Kegiatan belajar dilakukan dalam  berbagai konteks 3) Kegiatan belajar dipantau dan diarahkan  agar siswa dapat belajar mandiri. 4) Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 5) Pelajaran menekankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. 6) Menggunakan penilaian otentik

Menurut Depdiknas untuk penerapannya, pendekatan kontektual (CTL) memiliki tujuah komponen utama, yaitu konstruktivisme (constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat-belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (Authentic). Adapun tujuh komponen tersebut sebagai berikut:

   1. Konstruktivisme (constructivism)

Kontruktivisme merupakan landasan berpikir CTL, yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, mengingat pengetahuan tetapi merupakan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sendiri aktif secara mental mebangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur pengetahuanyang dimilikinya.


   2. Menemukan (Inquiry)

Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual Karen pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan dugaan (hiphotesis), pengumpulan data (data gathering), penyimpulan (conclusion).

    3. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk : 1) menggali informasi, 2) menggali pemahaman siswa, 3) membangkitkan respon kepada siswa, 4) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, 5) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, 6) memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, 7) membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, 8) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

   4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau. Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.

    5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan, mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan ,elibatkan siswa dan juga mendatangkan dari luar.



   6. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu. Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.

   7. Penilaian yang sebenarnya ( Authentic Assessment)

Penialaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
TOP

Metode Bermain Peran

Wonosobo, 11 Maret 2012, Metode bermain peran adalah salah satu proses belajar mengajar yang tergolong dalam metode simulasi. Menurut Dawson (1962) yang dikutip oleh Moedjiono & Dimyati (1992:80) mengemukakan bahwa simulasi merupakan suatu istilah umum berhubungan dengan menyusun dan mengoperasikan suatu model yang mereplikasi proses-proses perilaku. Sedangkan menurut Ali (1996:83) mengemukakan bahwa metode simulasi adalah suatu cara pengajaran dengan melakukan proses tingkah laku secara tiruan.

Metode pengajaran simulasi terbagi menjadi 3 kelompok seperti yang dikemukakan oleh Ali (1996:83) berikut ini ; (1) Sosiodrama : semacam drama sosial berguna untuk menanamkan kemampuan menganalisa situasi sosial tertentu, (2) Psikodrama : hampir mirip dengan sosiodrama . Perbedaan terletak pada penekannya. Sosia drama menekankan kepada permasalahan sosial, sedangkan psikodrama menekankan pada pengaruh psikologisnya dan (3) Role-Playing : role playing atau bermain peran bertujuan menggambarkan suatu peristiwa masa lampau.

Sedangkan Moedjiono & Dimyati (1992:80) juga membagi metode pengajaran simulasi menjadi 3 kelompok seperti berikut ini :

(1) Permainan simulasi (simulation games) yakni suatu permainan di mana para pemainnya berperan sebagai tempat pembuat keputusan, bertindak seperti jika mereka benar-benar terlibat dalam suatu situasi yang sebenarnya, dan / atau berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu sesuai dengan peran yang ditentukan untuk mereka, (2) Bermain peran (role playing) yakni memainkan peranan dari peran-peran yang sudah pasti berdasarkan kejadian terdahulu, yang dimaksudkan untuk menciptakan kembali situasi sejarah/peristiwa masa lalu, menciptakan kemungkinan-kemungkinan kejadian masa yang akan datang, menciptakan peristiwa mutakhir yang dapat diperkaya atau mengkhayal situasi pada suatu tempat dan/ atau waktu tertentu, dan (3) Sosiodrama (sociodrama) yakni suatu pembuatan pemecahan masalah kelompok yang dipusatkan pada suatu masalah yang berhubungan dengan relasi kemanusiaan. Sosiodrama memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan alternatif pemecahan masalah yang timbul dan menjadi perhatian kelompok.

Berdasarkan kutipan tersebut, berarti metode bermain peran adalah metode pembelajaran yang di dalamnya menampakkan adanya perilaku pura-pura dari siswa yang terlihat dan/ atau peniruan situasi dari tokoh-tokoh sejarah sedemikian rupa. Dengan demikian metode bermain peran adalah metode yang melibatkan siswa untuk pura-pura memainkan peran/ tokoh yang terlibat dalam proses sejarah.
TOP

DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY)

SPENCER KAGAN 1992
MEMBERI KESEMPATAN KEPADA KELOMPOK UNTUK MEMBAGIKAN HASIL DAN INFORMASI DENGAN KELOMPOK LAINNYA.

Caranya :
Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat seperti biasa
Setelah selesai, dua orang dari masing-masing bertamu kedua kelompok yang lain
Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka
Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain
Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka
TOP

TARI BAMBU

Agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan onformasi antar siswa

Caranya?

Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.
Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan  
TOP

KELILING KELOMPOK

Maksudnya agar masing-masing anggota kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka dan mendengarkan pandangan dan pemikiran anggota lainnya
Caranya………….?
1.     Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan
2.    Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya
3.    Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jam atau dari kiri ke kanan
TOP

PAIR CHEKS

SPENCER KAGEN
1993
APA YANG DILAKUKAN?

BEKERJA BERPASANGAN
    Bentuk tim dalam pasangan-pasangan dua siswa dalam pasangan itu mengerjakan soal yang pas sebab semua itu akan membantu melatih
PELATIH MENGECEK
    Apabila patner benar pelatih memberi kupon
BERTUKAR PERAN
    Seluruh patner bertukar peran dan mengurangi langkah 1 – 3
PASANGAN MENGECEK
    Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban
PENEGASAN GURU
    Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep
TOP

TIME TOKEN

ARENDS 1998

Struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali
Langkah-langkah :
Kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL)
Tiap siswa diberi kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu keadaan
Bila telah selesai bicara kopon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap bebicara satu kupon
Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Yang masih pegang kupon harus bicara sampai kuponnya habis
Dan seterusnya
TOP

COMPLETTE SENTENSE

Media : * Siapkan blangko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap
Langkah-langkah :
Guru menyampaikan yang ingin dicapai
Menyampaikan materi secukupnya atau peserta disuruh membacakan buku atau model dengan waktu secukupnya
Bentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen
Bagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap (lihat contoh)
Peserta diharap berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia
Bicarakan bersama-sama anggota kelompok
Setelah jawaban benar yang salah diperbaiki. Tiap peserta disuruh membaca berulang-ulang sampai mengerti atau hapal
Kesimpulan
TOP

CONSEPTSENTENSE

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompentensi yang ingin dicapai
Guru menyajikan materi secukupnya
Guru membentuk kelompok yang anggotanya ± 4 orang secara heterogen
Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi yang disajikan
Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci setiap kalimat
Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu Guru
Kesimpulan
TOP

TAKE AND GIVE

MEDIA :
Kartu ukuran ± 10x15 cm sejumlah peserta tiap kartu berisi sub materi (yang berbeda dengan kartu yang lainnya, materi sesuai dengan TPK
Kartu contoh sejumlah siswa

CONTOH Kartu :
menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
Untuk mengevaluasi keberhasilan berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
Kesimpulan


langkah-langkah
berikan berikan siswa pertanyaan yang tak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain)
Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
Kesimpulan Langkah-langkah :
Siapkan kelas sebagaimana mestinya
Jelaskan materi sesuai TPK
Untuk memantapkan penguasaan peserta tiap siswa diberi masing-masing satu kartu untuk dipelajari (dihapal) lebih kurang 5 menit
Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling menginformasi. Tiap siswa harus mencatat nama pasangannya pada kartu contoh
Demikian seterusnya sampai tiap peserta dapat saling memberi dan menerima materi masing-masing (take and give)
Untuk mengevaluasi keberhasilan
TOP

SCRAMBLE

MEDIA :
Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan TPK
Buat jawaban yang diacak hurufnya

Langkah-langkah :
Guru menyajikan materi sesuai TPK
Membagikan lembar kerja sesuai contoh
Susunlah huruf-huruf pada kolom sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan kolom A.


1.  Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …
2.  ... digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3.  Uang ... saat ini banyak dipalsukan
4.  Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai ...
5.  Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai ...
6.  Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut ...
7.  Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai ...
8.  dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut ...
9.  perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di    bank untuk membayar sejumlah uang disebut ...


B
1.TARREB ..................................
2.GANU .......................................
3.TRASEK ....................................
4.KISTRINI ....................................
5.LIRI .............................................
6.SRUK .......................................
7.MINALON ...............................
8.SAKSITRAN ..............................
9.KEC ..........................................
TOP

WORD SQUARE

MEDIA : * Buat kotak sesuai keperluan * Buat soal sesuai TPK
Langkah-langkah :
Sampaikan materi sesuai TPK
Bagikan lembaran kegiatan sesuai contoh
Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban
Berikan poin setiap jawaban dalam kotak


CONTOH SOAL

Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …….
……. Digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
Uang ……. Saat ini banyak di palsukan
Nilai bahan pembuatan uang disebut …….
Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …….
Nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut …….
Nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai …….
Dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif …….
Perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk membayar sejumlah uang disebut …….


T
Y
E
N
I
O
K
N
R
A
U
A
N
K
U
O
A
B
A
R
T
E
R
M
N
A
N
I
R
R
S
I
S
D
G
I
I
T
G
N
A
O
N
L
S
A
I
A
K
L
A
A
I
S
R
L
S
A
C
E
K
B
O
S
I
R
I
N
G
G
I
T
TOP

TEBAK KATA

MEDIA : * Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak. * Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan ditelinga.

Langkah-langkah :
Jelaskan TPK atau materi ± 45 menit
Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5x2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
Sementara siswa membawa kartu 10x10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10x10 cm. jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.
Dan seterusnya
CONTOH KARTU
Perusahaan ini tanggung-jawabnya tidak terbatas
Dimiliki oleh 1 orang
Struktur organisasinya tidak resmi
Bila untung dimiliki,diambil sendiri
     NAH … SIAPA … AKU ?

JAWABNYA :   PERUSAHAAN  PERSEORANGAN

LATAR BELAKANG TIMBULNYA KOPERASIINDONESIA
KATA KONSEP
Penjajahan                    UU Kep/stb NO 91 Tahun 1992
Penderitaan            Asas Demokrasi
Kemiskinan                    Ekonomi Rakyat
Solidaritas                     Alat Distribusi
Organisasi Koperasi        Asas Pancasila
Aria Wirya Atmaja        UUD 1995 Pasal 23
Bank Penolong & tabungan    UU No 12 Tahun 1997
Koperasi Simpan Pinjam    UU No 25 Tahun 1992
Budi Utomo          
Serikat Dagang Islam        Koperasi Konsumsi    

Tugas :
a.  Buatlah sekurang-kurangnya lima kalimat menurut pendapatmu sendiri. Secara ringkas harus mencangkup paling sedikit 4 kata dari daftar diatas dan setiap kata dapat dipakai berulang-ulang
b.    Kerja kelompok
    Diskusikanlah kalimat-kalimat anda apabila kalimat anda sudah benar
c.    Hasil diskusi kelompok. Didiskusikan kembali untuk mendapatkan Kesimpulan
TOP

INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE

(LINGKARAN KECIL-LINGKARAN BESAR)
OLEH SPENCER KAGAN
Langkah-langkah :
Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama, menghadap ke dalam
Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan
Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi. Demikian seterusnya
TOP

COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)

KOOPERATIF TERPADU MEMBACA DAN MENULIS
(STEVEN & SLAVIN, 1995)

Langkah-langkah :
Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
Guru membuat kesimpulan bersama
Penutup
TOP

DEMONSTRATION

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan TPK
Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
Menunjukan salah seorang siswa untuk mendemontrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan
Seluruh siswa memperhatikan demontrasi dan menganalisa
Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa didemontrasikan
Guru membuat kesimpulan
TOP

COURSE REVIEW HORAY

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing-masing siswa
Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salan diisi tanda silang (x)
Siswa yang sudah mendapat tanda  vertikal atau horisontal, atau diagonal harus berteriak horay … atau yel-yel lainnya
Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh
Penutup
TOP

STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
Penutup
TOP

SNOWBALL THROWING

Langkah-langkah :
Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok
Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit
Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian
Evaluasi
Penutup
TOP

BERTUKAR PASANGAN

Langkah-langkah :
Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan pasangannya atau siswa menunjukkan pasangannya
Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya
Setelah selesai setiap pasangan bergabungdengan satu pasangan yang lain
Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula