Tampilkan postingan dengan label ENERGI ALTERNATIF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ENERGI ALTERNATIF. Tampilkan semua postingan
TOP

Sumber Energi Alternatif Lainnya

Wonosobo, 24/01/2013. Sumber energi alternatif mulai populer di seluruh dunia, menggantikan sumber energi fosil yang perlahan-lahan mulai habis. Berdasarkan kebijakan Amerika Serikat tentang sumber energi, ada delapan sumber energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan gas.

1. Ethanol
Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasi tanaman, seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampur dengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi. Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga pangan dan ketersediannya.

2. Gas Alam
Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.
Akan tetapi, efek rumah kaca yang dihasilkannya 21 kali lebih buruk.

3. Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, seperti baterai. Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai. Bahan bakar ini menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari sumber tenaga ini masih tercipta dari batu bara dan meninggalkan gas karbon.

4. Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakar untuk kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

5. Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam dan minyak mentah. Sumber tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar. Propana menghasilkan emisi lebih sedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya lebih buruk 21 kali lipat.

6. Biodiesel
Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemak binatang. Mesin kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masih murni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan minyak. Biodiesel mengurangi polusi yang ada, akan tetapi terbatasnya produk dan infrastruktur menjadi masalah pada sumber energi ini.

7. Methanol
Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatif yang penting di masa depan karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

8. P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, dan metyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisien karena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangat mudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain. Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yang menciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
TOP

Belimbing Wuluh Sumber Listrik Alternatif

30 Juli 2012, Energi adalah suatu hal yang tak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari. Dari hari ke hari kebutuhan akan energi semakin meningkat, peningkatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu, gaya hidup, kepuasan manusia yang tak ada hentinya, semakin majunya peradaban manusia dan lain-lain. Energi berdasarkan sumbernya dibedakan atas 2 yaitu energi yang terbarukan dan yang tidak terbarukan. Energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah energi yang tidak terbarukan. Dengan demikian energi tersebut semakin lama akan semakin berkurang. Contoh dari energi yang tak terbarukan adalah minyak bumi yang berasal dari fosil-fosil yang telah berjuta-juta tahun berada di dalam perut bumi.
Melihat hal tersebut, maka dibutuhkan suatu energi yang terbarukan sehingga dapat mengurangi penggunaan energi yang tak terbarukan seperti minyak bumi. Melihat potensi dari belimbing wuluh yang tumbuh subur di Indonesia maka penulis ingin memaparkan penggunaan dari belimbing wuluh sebagai medai sumber energi alternatif.
Belimbing wuluh yang dalam bahasa latin dikenal dengan nama avverhoa bilimbi adalah tanaman asli Amerika yang tumbuh subur di daerah yang banyak mendapat sinar matahari langsung tetapi cukup kelembaban udaranya. Belimbing Wuluh merupakan tumbuhan berbatang keras yang memiliki ketinggian mencapai 11 m. Biasanya ditanam di tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari. Batangnya keras dan tidak bercabang banyak. Buahnya berwarna hijau muda, berbentuk lonjong sebesar ibu jari dan rasanya asam. Buahnya sering dipakai untuk memasak sehingga sering disebut juga belimbing sayur ataupun untuk membersihkan noda yang menempel pada kain seperti kuningan dan tembaga. Daunnya yang kecil berhadap-hadapan. Bunganya berbentuk bintang dan berwarna merah muda keunguan. Kandungan dan Khasiat Belimbing Wuluh: Belimbing wuluh bermanfaat sebagai anti radang karena mengandung flavon. Selain itu, kaliumnya melancarkan keluarnya air seni (diuretik) sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Belimbing wuluh juga mampu mengeluarkan dahak dan menurunkan panas. Buahnya mengandung zat: asam-kalium-akolat. Ini adalah salah satu kegunaan dari belimbing wuluh di luar sebagai sumber energi alternatif.

Belimbing wuluh yang tumbuh subur di pekarangan rumah, dapat disulap menjadi zat pengurai yang mampu menghasilkan tenaga listrik alternatif, di tengah keluhan warga akan kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Untuk menciptakan energi listrik tersebut, awalnya belimbing yang biasa digunakan sebagai sayuran ini dihaluskan untuk diambil airnya. Selanjutnya, dengan menggunakan media tanah yang ditaruh dalam gelas bekas air mineral ini, air belimbing ini disuntikan secukupnya.

Selanjutnya, masing masing gelas berisi tanah bercampur sari air belimbing ini dihubungkan dengan rangkaian kawat lempengan tembaga dan seng, guna mengalirkan arus listrik. Hasilnya, energi listrikpun tercipta dengan tegangan yang lumayan, yakni hingga mencapai 5 volt, cukup untuk menghidupkan lampu penerangan. Tegangan yang dihasilkan ini juga lebih besar dari tegangan satu buah batu baterai.

Alat dan Bahan yang diperlukan:
1) Belimbing Wuluh
2) Blender
3) Gelas plastic
4) Tanah
5) Air
6) Lempeng tembaga (sebagai elektroda positif)
7) Lempeng seng (sebagai elektroda negatif)
8) Kabel

Cara pembuatan Energi Alternatif dari Blimbing Wuluh:

1) Blender blimbing wuluh sampe halus (jadi jus belimbing wuluh; bukan jus apel ) sehingga diperoleh cairan yang menyerupai air (tanpa serabut/ampas).
2) Siapkan gelas-gelas plastik dan diisi dengan tanah liat (bukan tanah berpasir ataupun yang mengandung sampah). Gelas tersebut dapat berasal dari sisa minuman air mineral.
3) Masukan jus blimbing wuluh tersebut ke dalam gelas-gelas plastik yang sudah diisi tanah.

Cairan dimasukkan kedalam gelas yang telah diisi dengan tanah

4) Susun berderet gelas-gelas yang sudah diisi tanah dan jus blimbing wuluh

Susunan gelas-gelas yang sudah diisi tanah dan jus blimbing wuluh serta telah dimasukkan elektroda

5) Buat rangkaian elektroda dengan menyambungkan antara lempeng tembaga dan lempeng seng menggunakan kabel (kira-kira dengan kabel masing-masing 15cm)
6) Susun rangkaian elektroda tersebut ke dalam gelas-gelas tanah yang telah disiapkan sebelumnya, dengan susunan lempeng tembaga-lempeng seng-lempeng tembaga dan begitu seterusnya, jadi satu gelas akan berisi susunan satu lempeng tembaga dan satu lempeng seng dari rangkaian elektroda yang berbeda
7) Siapkan dua rangkaian elektroda dengan kabel yang lebih panjang dan hanya menggunakan satu lempeng saja, satu tembaga dan satu seng. Untuk gelas terluar (gelas pertama dan terakhir yang hanya memiliki satu lempeng: gelas pertama lempeng tembaga dan gelas terakhir lempeng seng) disambungkan dengan rangkaian elektroda baru ini. Gelas pertama dengan yang rangkaian seng, gelas terakhir disambungkan dengan rangkaian tembaga. Ujung dari dua kabel rangkaian terakhir inilah yang akan disambungkan dengan lampu yang akan dinyalakan.

Susunan gelas-gelas yang sudah diisi tanah dan jus blimbing wuluh serta telah dimasukkan elektroda

8) Jadilah rangkaian sederhana pembangkit energi alternatif ini. Satu gelas bisa menghasilkan energi sebesar 0,5 volt, jadi untuk menghasilkan energi yang lebih besar tinggal menambahkan jumlah gelas dalam rangkaian yang akan dibuat. Satu gelas rangkaian ini bisa bertahan kurang lebih selama 15 hari.

Lampu LED yang mampu dibangkitkan oleh Belimbing Wuluh

Menurut penulis, energi listrik ini tercipta karena belimbing wuluh yang memiliki tingkat keasaman tinggi hingga dapat menghantarkan ion dan elektron yang ada pada lempengan tembaga dan seng. Sehingga terciptalah arus listrik. Rata-rata, 10 butir belimbing wuluh ini mampu menciptakan tegangan listrik hingga mencapai 2,5 volt atau setara dengan satu buah batu baterai kering. Bahkan menurut pengalamannya, energi listrik dari belimbing sayur ini dapat bertahan lama hingga mencapai satu bulan.

Menurut penulis,pengembangan dari belimbing wuluh sebagai sumber energi alternatif harus terus dikembangkan karena potensi dari belimbing tersebut tumbuh di Indonesia sangat tinggi.Sehingga nantinya setelah berkembang, energi listrik alternatif ini dapat dikemas dalam bentuk produk energi yang praktis layaknya baterai. Sehingga, dapat dikembangkan sebagai salah satu energi alternatif di tengah tarif listrik yang dampaknya kian terasa berat bagi rakyat kecil.
TOP

Panas Bumi Sumber Energi Alternatif

Oleh : Win Sukardi (Ir., M. Eng, MM, MBA, M. Hum, C.P.M.)

Kalau kita membaca judul di atas, terbayang betapa berat beban yang harus ditanggung pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan panas bumi. Dari sekian banyak stakeholders pengembangan panas bumi, paling tidak ada 3 pihak utama, yaitu pengembang panas bumi, PLN sebagai pembeli dan pemerintah sebagai regulator.

Mengapa sampai ada pertanyaan di atas? Ini dikarenakan banyak pihak yang berpendapat, yang mengisyaratkan ketidakyakinan, apakah pengembangan panas bumi merupakan langkah yang strategis, tepat, dan ekonomis buat Negara ataukah malah sebaliknya, akan memberikan beban kepada Negara ini. Meskipun pada sisi yang lain, banyak pihak juga yang optimis bahwa panas bumi akan memberikan solusi terhadap kekurangan pasokan listrik nasional. Pertanyaan yang sering diutarakan
adalah pada harga beli listrik berapa yang harus ditanggung oleh PLN.

Panas Bumi

Seperti diketahui dari data Pemerintah, bahwa Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 40% cadangan dunia, yaitu mencapai 27.000 MW. Jumlah yang sangat besar apabila dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk penyediaan listrik nasional. Sampai sejauh ini, pemanfaatannya hanya sebesar 1.196 MW (4.4%) saja yang berasal dari 7 pembangkit listrik yaitu di Jawa, Sulawesi dan Sumatera Utara.  Mengapa baru sebesar itu?

Dalam kebijakan energy-mix ditargetkan bahwa pada tahun 2025, Indonesia harus sudah dapat memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi minimum 5% (atau lebih dari 1.350 MW) terhadap konsumsi energi nasional. Berdasarkan milestone-nya, sesuai yang termuat dalam Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025, diperlukan penambahan lebih dari 5.000 MW Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) sebelum tahun 2015. Hal ini kemudian tertuang dalam Rencana Proyek Kelistrikan 10.000 MW Tahap Kedua antara tahun 2010-2015.

 Panas Bumi di IndonesiaDari beberapa artikel yang Penulis baca, kebutuhan listrik nasional akan meningkat antara 6-10% per tahun. Dari data PLN Jawa Bali, beban puncak dari Januari sampai dengan April 2010 berkisar antara 14.000-17.000 MW (80% dari beban nasional). Apabila dihitung rata-rata sebesar 16.000 MW, maka kebutuhan listrik nasional saat ini menjadi sekitar 20.000 MW. Rata-rata margin cadangan listrik nasional saat ini adalah 20% sedangkan persentase margin yang ideal diasumsikan sebesar 35%. Dengan mempertimbangkan

kehilangan listrik secara nasional rata-rata sebesar 10% (tahun 2009), maka jumlah listrik yang harus tersedia pada kuartal pertama 2010 menjadi sekitar 29.000 MW. Tingkat elektrifikasi nasional sampai dengan Oktober 2009 baru sebesar 64% (masih di bawah 50% untuk Indonesia bagian timur, sedang Jakarta hampir 100%). Target PLN adalah 80% pada tahun 2014, terutama akan tercapai dengan masuknya pengusahaan listrik oleh swasta. Bagaimana kebutuhan listrik nasional sebesar itu dapat terpenuhi? Direktur Utama PT PLN (Persero) sebelum Dahlan Iskan, Fahmi Mochtar pernah mengatakan bahwa ada 4 tantangan utama yang menjadi penghambat percepatan penyediaan energi listrik nasional yaitu keseimbangan antara supply dan demand, tarif dan subsidi, optimalisasi "fuel mix" serta keamanan penyediaan energi primer. Dari situs Berita Indonesia, April 2009, kapasitas pembangkitan pada tahun 2009 adalah sebesar 29.705 MW (Jawa-Bali 22.302 MW dan di luar Jawa-Bali sebesar 7.403 MW). Dari data ini dapat dilihat bahwa margin cadangan listrik yang kita punyai relatif kecil. Inilah salah satu penyebab mengapa masih sering terjadi shortage listrik di Jawa-Bali.

Kamojang

Sejauh mana cadangan energi nasional mampu menjawab tantangan kebutuhan listrik di atas? Menurut dokumen Departemen Energi Dan Sumber Daya Mineral, Siaran Pers Nomor 24/HUMAS DESDM/2008 pada bulan April 2008 tentang Membangun Ketahanan Energi Nasional, disebutkan bahwa pada April 2008, cadangan dan produksi energi Indonesia terdiri dari Minyak Bumi dengan sumber daya 56,6 miliar barel, cadangan 8,4 miliar barel, produksi 348 juta barel dan rasio cadangan/produksi 24 tahun. Gas bumi dengan sumber daya 334,5 TSCF, cadangan 165 TSCF, produksi 2,79 TSCF dan rasio cadangan/produksi 59 tahun. Batubara dengan sumber daya 90,5 miliar ton, cadangan 18,7 miliar ton dan produksi 201 juta ton, sedangkan rasio cadangan/produksi 93 tahun. Coal Bed Methane (CBM) dengan sumber daya 453 TSCF. Tenaga air 75,67 GW, panas bumi 27 GW, mikro hydro 0,45 GW, biomass 49,81 GW, tenaga surya 4,8 kWh/m2/day, tenaga angin 9,29 GW dan uranium 3 GW untuk 11 tahun (hanya di Kalan, Kalimantan Barat). Dari cadangan yang tersisa, bahan bakar fosil akan habis dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dengan mengandalkan sumber energi dari fosil maka akan ada ketergantungan yang tinggi terhadap harga pasar dan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendapatan/devisa dari ekspor bahan bahan bakar fosil tersebut karena pemanfaatan di dalam negeri. Panas bumi mempunyai keunikan secara alami yang tidak dipunyai oleh sebagian besar jenis energi yang lain, diantaranya adalah bahwa hasil dari panas bumi tidak dapat di-ekspor, hanya dapat dimanfaatkan di lokasi asal panas bumi tersebut dihasilkan, ramah lingkungan untuk mendukung usaha pemerintah merespon isu global warming, merupakan energi terbarukan, pengusahaannya tidak memerlukan lahan yang luas, tingkat keandalan pembangkit yang tinggi sehingga menjadi dapat alternative base-load dari PLN, bebas dari risiko kenaikan harga bahan bakar fosil, tidak tergantung dari cuaca, dan pada akhirnya dapat menggantikan sebagian dari bahan bakar fosil yang makin habis.

Pengusahaan panas bumi mempunyai keunikan dibandingkan dengan energi yang lain. Produksi dari pengusahaan hulu adalah uap panas yang sebagian besar akan dipakai untuk menggerakkan sudu-sudu pembangkit listrik. Kapasitas dan jenis pembangkit listrik dirancang dengan mempertimbangkan parameter-parameter tertentu; terutama karakteristik uap, cadangan yang tersedia di reservoir, kemampuan produksi uap per sumur, dan kondisi lokasi untuk tempat pembangkit. Hal-hal tersebut akan menentukan besarnya investasi yang akan ditanamkan. Skema pengusahaan dari hulu (produksi uap) ke hilir (produksi listrik) ini dikenal dengan skema total project. Pengusahaan dapat juga mengusahakan produksi uapnya saja, kemudian dijual ke pihak lain seperti yang terjadi di wilayah Gunung Salak, Drajat dan Lahendong. Pada saat ini investor secara umum lebih tertarik dengan skema pengembangan total project. Hal ini dapat dipahami karena dengan skema total project, pengembang dapat menjamin kepastian tidak adanya keterlambatan pemanfaatan produksi uap menjadi listrik. Namun demikian, baik skema parsial maupun total project, pengembang haruslah mendapatkan kepastian bahwa produksi uap dan listriknya dibeli dengan harga yang wajar oleh pembeli, dalam hal ini PLN. Karena PLN adalah pembeli tunggal listrik hasil pengusahaan tersebut, maka wajar apabila sebelum pengembang memutuskan suatu investasi, mulai dari mengikuti lelang wilayah panas bumi, eksplorasi dan eksploitasi, sudah harus diketahui berapa harga listrik yang akan diterima kalau berhasil memproduksi uap dan listrik. Hal ini berbeda dengan pengusahaan batubara dan migas, yang hasil produksinya dapat dijual bebas ke pasar dengan harga pasar. Karena itu dengan adanya beberapa lelang WKP yang melelangkan harga jual listrik sebagai penentu, dapat dikatakan sebagai langkah terobosan Pemerintah untuk mempercepat proses pembangunan pembangkit listrik panas bumi. Penentuan harga beli listrik ini sempat lama ditunggu oleh para pengembang, dan setelah melalui beberapa perubahan peraturan, akhirnya Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 32/2009 pada tanggal 4 Desember 2009, yang menetapkan harga patokan tertinggi pembelian tenaga listrik oleh PLN dari pembangkit listrik tenaga panas bumi sebesar 9,70 sen US$/Kwh. Harga ini sama dengan harga beli listrik yang diusulkan oleh API (Asosiasi Panas Bumi Indonesia), namun lebih tinggi dari usulan PLN yaitu sebesar 7,6 sen US$/Kwh. Usulan API dibarengi dengan rekomendasi bahwa project IRR yang menarik untuk pengembang adalah 16%, lebih tinggi dibandingkan dengan usulan PLN sebesar 12%. JICA/BKF-DEPKEU melakukan kajian harga beli listrik panas bumi dan hasilnya adalah sebesar 11,9 sen US$/Kwh. Perbandingan yang lebih lengkap dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Apakah besaran maksimum harga beli di atas memberikan dampak positif sehingga membuat para pengembang tertarik dan segera menanamkan investasi? Dari beberapa kesempatan dan berdasarkan uraian di beberapa media, nampaknya pengembang dapat menerima ceiling price yang dikeluarkan, namun masih menyisakan kebimbangan; diantaranya adalah apakah PLN akan membeli listrik dengan hasil lelang WKP? Bagaimana dengan key terms and conditions dari Electricity Sales Contract-nya (ESC)? PLN dalam banyak kesempatan masih meyakini bahwa harga beli listrik panas bumi seharusnya sama atau lebih rendah dari batubara. Masih menurut studi JICA (West JEC), harga beli listrik batubara berfluktuasi tergantung dari harga pasar batubara. Pada harga pasar tertentu, harga beli listrik dari batubara memang masih lebih rendah dari harga beli listrik panas bumi. Dengan memakai harga listrik panas bumi hasil studi JICA, sepanjang harga pasar batubara tidak lebih dari US$ 135 per ton, maka harga beli listrik batubara masih lebih rendah dari harga beli listrik panas bumi. Hal ini tentu menyisakan pertanyaan apakah harga batubara dapat bertahan di bawah harga tersebut dalam 30 tahun ke depan seiring dengan makin menipisnya cadangannya? Bagaimana dampaknya terhadap ketahanan dan swasembada energi nasional?

 Tabel 1: Harga Pembelian PLTP dengan Kapasitas 110 MW (Base Price, sen US$/Kwh)

Table


                                                                                                



Tabel 2: Harga Listrik Pembangkit Batubara (PLTU) Hasil Studi JICA (West JEC)

Grafik



Dengan memperhitungan keunikan panas bumi, JICA (West JEC) menyatakan bahwa totalbiaya pembangkit listrik PLTU (batubara) adalah sen 17,7 sen US$/kwh, lebih
mahal sebesar 5,8 sen US$ per kwh dibandingkan dengan panas bumi. Perbedaan ini disebabkan oleh selisih efisiensi pembangkit, kesempatan mendapatkan devisa dari ekspor batubara, selisih pendapatan pajak serta biaya lingkungan yang harus dibebankan untuk pengusahaan batubara.

Apakah harga beli listrik panas bumi sebesar di atas tidak memberikan beban subsisi yang semakin besar ke Negara? Memang, banyak pihak yang mengatakan bahwa sejalan dengan pengembangan panas bumi sebagai sumber tenaga listrik, maka biaya subsidi yang akan ditanggung Negara akan meningkat. Hal ini tidak tepat. Seperti diketahui bahwa BPP (Biaya Pokok Penyediaan) PLN tahun 2009 adalah sebesar US$ 10 sen sedangkan harga tertinggi listrik panas bumi yang ditetapkan adalah US$ 9,7 sen. Sehingga harga beli listrik pada lokasi yang sama (electricity grid) panas bumi secara nasional masih lebih rendah dari BPP. Dengan berjalannya waktu dan dengan terambilnya porsi listrik dari tenaga diesel yang tergantikan oleh sumber panas bumi misalnya, maka BPP tentu akan turun sehingga harga beli listrik panas bumi tidak lagi lebih rendah dari BPP.

Dari semua uraian di atas, Penulis berpendapat bahwa pengusahaan tenaga listrik dari panas bumi merupakan salah satu solusi yang tepat; terutama untuk menambah tingkat elektrifikasi nasional, meningkatkan ketahanan Negara dan swasembada di bidang listrik karena pemanfaatan sumberdaya lokal yang secara karakteristik harus dimanfaatkan di tempat (non-exportable), mendukung penuh upaya Negara dalam menurunkan efek global warming, dan di atas semua itu, pemanfaatan sumberdaya panas bumi, secara integral, tidak memberikan beban subsidi yang lebih besar kepada Negara. Salah satu kunci sukses percepatan pengembangan sumberdaya panas bumi adalah response yang cepat dari PLN dalam pencapaian kesepakatan dengan para pengembang PLTP, baik dari sisi harga beli listrik maupun dalam kesepakatan ketentuan-ketentuan dan kondisi-kondisi yang penting dalam kontrak pembelian listrik. Dan pada akhirnya, kelengkapan dan ketersediaan peraturan-peraturan  pendukung secara cepat dan akurat tentu sangat diperlukan oleh PLN dan para pengembang untuk bersama-sama memajukan bangsa dan Negara ini.

Semoga...
TOP

Nyamplung Untuk Biodiesel

22 Mei 2012. Wonosobo. Dikutip TEMPO.CO, Yogyakarta - Ada lima instalasi proyek pemerintah dalam Desa Mandiri Energi yang digulirkan beberapa tahun lalu mangkrak. Yaitu unit instalasi biodiesel di Banyuwangi, Purworejo, Kebumen, Ujungkulon, dan Selayar (Sulawesi Selatan).

"Kalau tidak mangkrak sekali, produksinya sangat minim, maka kami berkampanye penggunaan biodiesel yang terbuat dari buah nyamplung. Sehingga revitalisasi alat itu bisa memproduksi biodiesel yang maksimal," kata Yudi Anggoro Hadi, fasilitator Revitalisasi Instalasi Biodiesel, Selasa, 6 Maret 2012.

Satu instalasi pembuatan biodiesel hanya mampu memproduksi 2.000 liter per bulan. Padahal potensi buah nyamplung yang ada di beberapa daerah itu sangat mencukupi. Diharapkan satu instalasi bisa memproduksi sebanyak 2.000 liter per hari.

Untuk membuat satu liter biodiesel (pengganti solar) dibutuhkan sebanyak 4 kilogram buah nyamplung. Prosesnya, buah nyamlung yang sudah dipetik lalu dipisahkan kulit dan bijinya, kemudian dijemur, lalu di-expoler (diperas) hingga keluar cairan minyak mentah. Proses selanjutnya diesterifikasi atau diproses untuk menjadi biodiesel.

Instalasi biodiesel yang digarap Yudi berada di Desa Pandes, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Setiap bulan hanya bisa memenuhi kebutuhan industri biodiesel 2.000 liter hingga 3.000 liter per bulan. Pelaku industri membeli dengan harga 5-10 persen di bawah harga solar nonsubsidi. "Indonesia kan kaya sumber energi terbarukan, tidak hanya mengandalkan minyak dari fosil," kata Yudi.

Ia menambahkan, Rencana Strategis (Renstra) 2009-2014 Program Desa Mandiri Energi adalah desa yang masyarakatnya memiliki kemampuan memenuhi lebih dari 60 persen kebutuhan energinya (listrik dan bahan bakar) dari energi terbarukan yang dihasilkan melalui pendayagunaan potensi sumber daya setempat. Dalam renstra tersebut terdapat 8 potensi program Desa Mandiri Energi salah satunya yaitu bahan bakar nabati (BBN) seperti buah nyamplung yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biodiesel.

Satu liter biodiesel dari nyamplung untuk kendaraan diesel bisa menempuh jarak hingga 12 kilometer. Jadi kualitas dari biodiesel sama dengan solar yang banyak dikonsumsi untuk kendaraan angkutan umum dan mesin diesel lainnya.

Ahmad Arif Fahmi, Direktur CV Cahaya Khatulistiwa, salah satu unit pabrik pengolah bahan bakar nabati di Desa Patutrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo mengatakan pabrik ini merupakan salah satu unit pengolah biodiesel berbahan baku nyamplung yang mengalami kondisi stagnan sejak berdiri pada akhir 2009. "Kami ingin ada revitalisasi maksimal dalam pembuatan biodiesel dari nyamplung ini," kata dia.

Untuk revitalisasi itu, pihaknya melakukan roadshow ke beberapa daerah, mulai dari Purworejo, Cilacap, Semarang, Solo, dan Yogyakarta. Kendaraan yang digunakan adalah Nissan Fronier satu unit, Isuzu Panther tiga unit, Toyota Innova satu unit, dan Daihatsu Rocky satu unit.

MUH SYAIFULLAH